Para ekonomi buruh sepakat: Kebutuhan teknologi meningkat untuk semua pekerjaan
Dewasa ini, satu dari dua pekerjaan di seluruh dunia membutuhkan keterampilan teknologi. Namun dalam waktu kurang dari sepuluh tahun, kami perkirakan tiga dari empat pekerjaan akan membutuhkan keterampilan teknis yang mendalam dan spesifik. Lalu apa arti semua ini bagi peserta didik kita? Deputy Director OECD for Education, Andreas Schleicher, menyatakan ekonomi dunia masa depan tidak akan lagi membayar untuk mendapatkan apa yang diketahui orang, melainkan untuk mendapatkan apa yang bisa mereka lakukan dengan apa yang mereka ketahui. Dengan kata lain, kini peserta didik perlu mengembangkan keterampilan di lingkungan yang tidak terlalu berfokus pada pengungkapan pengetahuan melainkan lebih pada pemanfaatan pengetahuan. Di dunia tempat peserta didik memiliki akses instan dan tanpa batas pada pengetahuan, sekarang saatnya untuk memfokuskan kembali kurikulum, kebijakan, manajemen, dan undang-undang untuk merangkul peralihan keterampilan ini.
Dengan keterampilan baru, datang peluang baru bagi peserta didik untuk berkembang
Kita telah menyaksikan kemunculan Silicon Valley, budaya start-up, dan kerja virtual. Kini kita tinggal di dunia tempat perusahaan taksi terbesar tidak memiliki mobil (Uber), penyedia film terbesar tidak memiliki bioskop (Netflix), dan jaringan media sosial terbesar tidak menyediakan konten (Facebook). Untuk bisnis pada masa kini, kelincahan adalah segalanya dan hanya inovator paling berani yang berhasil mencapai puncak. Kita juga menantikan robotika, otomasi, dan kecerdasan buatan, yang kemungkinkan berdampak mendalam serta abadi pada sifat pekerjaan, kehidupan, dan pendidikan.
Khawatir memang mudah, tapi terinspirasi itu lebih baik. Jika kita dapat membekali peserta didik dengan kefasihan teknologi, keterampilan pengetahuan tingkat tinggi, dan pola pikir gesit yang mencakup inovasi, kreatifitas, dan “gangguan pasar (market disruption)”, mereka akan siap menghadapi hampir segala sesuatu.
Kuncinya adalah fokus pada sentrisitas peserta didik
Futuris dan penulis buku laris A Whole New Mind bernama Daniel Pink percaya bahwa kesuksesan pada abad ke-21 tergantung pada adanya tujuan, rasa efikasi diri, pola pikir pertumbuhan, dan alat yang tepat atau akses ke alat-alat itu. Untuk mencapai hal ini, Pink berpendapat peran sekolah adalah membantu peserta didik mengenali tujuan mereka, mempelajari cara mengejar tujuan itu, dan mengalami pencapaian sasaran yang ditentukan sendiri.
Untuk transformasi pembelajaran, sentrisitas peserta didik harus menjadi inti dari “gangguan” Anda. Ini memungkinkan berhasilnya peralihan dari model tradisional yang berdasarkan penguasaan kurikulum ke model pembelajaran yang berfokus pada memberi peserta didik pengalaman praktis untuk mencapai potensi pribadi mereka. Provinsi British Columbia di Kanada menyatakannya dengan sempurna dalam pernyataan visi mereka, ketika mereka mendefinisikan kembali sekolah sebagai “tempat untuk mencari dan menemukan martabat, tujuan, dan pilihan masa depan seseorang”.
Komentar
Posting Komentar