Transformasi lebih dari sekadar teknologi. Sasarannya adalah untuk memungkinkan secara utuh membayangkan ulang pembelajaran, kapan pun, di mana pun, dan berusaha sebaik mungkin mempelajari serta menyesuaikan kapan dan bagaimana teknologi membuat segalanya menjadi lebih baik.
Teknologi dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, bermanfaat, dan adil, memperlengkapi siswa dengan berbagai keterampilan serta pengetahuan untuk menjadi peserta didik yang percaya diri, bahagia, berkontribusi bagi dunia kita. Kini telah hadir cara-cara sederhana dan terjangkau untuk merevolusi pengajaran serta pembelajaran. Melakukannya dengan benar akan memberi kesempatan dan pengalaman yang jauh lebih baik bagi peserta didik kami, serta pengalaman kerja yang lebih efisien, efektif, dan bermanfaat bagi pengajar dan staf kami.
Transformasi berskala besar pertama di K-12 adalah program pembelajaran one-to-one, yang diluncurkan sejak 1991 di Victoria, Australia. Sejak itu, transformasi serupa telah menjadi hal lazim di seluruh dunia, dengan pembangunan momentum nyata selama dekade terakhir.
Keberhasilan program transformasi cenderung muncul dengan cepat. Puluhan peneliti melaporkan peningkatan skor pada hasil tes standar, keterlibatan, dan perhatian peserta didik yang lebih baik, serta peningkatan literasi, keterampilan kolaborasi dan pemecahan masalah untuk siswa kelas empat.
Namun, kekecewaan yang muncul dari program-program ini sering lambat diketahui, tidak muncul ke permukaan, atau cenderung tidak dipertimbangkan. Itulah pentingnya melakukan peninjauan ke belakang. Kesulitan menghadapi hal ini, beberapa sekolah menghentikan program mereka sepenuhnya, menyebutkan adanya pembengkakan biaya, manfaat yang kecil, atau peningkatan yang tidak signifikan dalam kinerja peserta didik. Yang lain menyalahkan teknologi itu sendiri, salah memahami alasan kegagalan, atau justru tidak mau menghadapi besarnya perubahan yang diperlukan.
Apa masalahnya ?
ü Pembelajaran one-to-one. Penyediaan satu laptop atau tablet yang berfungsi penuh untuk setiap peserta didik. Bila dikelola dengan benar, ini adalah model yang paling efektif dan terbukti untuk transformasi.
ü Bawa perangkat Anda sendiri. Peserta didik membawa perangkat apa pun ke sekolah. Ini dapat mengganggu karena sekolah harus mendukung banyak merek, sedangkan pengajar harus menyesuaikan dengan denominator umum terendah.
ü Laboratorium atau keranjang. Menyediakan satu “set kelas” laptop atau tablet untuk mendukung pembelajaran dapat berhasil di kelas yang lebih rendah jika peserta didik menghabiskan lebih sedikit waktu bekerja dengan teknologi, tetapi dapat membatasi pembelajarn di kelas yang lebih tinggi.
Komentar
Posting Komentar