Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

PEMBELAJARAN PROFESIONAL UNTUK PENGAJAR

  5 bidang yang memiliki dampak yang terbukti positif :   1.   Pendampingan dan Pembinaan Menurut Smith dan Ingersoll, pendampingan dan pembinaan intensif yang mencakup observasi kelas serta umpan balik yang teratur membantu meningkatkan kualitas pengajar. Pendampingan dan pembinaan adalah cara bagus untuk membantu pengajar mendiagnosa kebutuhan pembelajaran peserta didik, mengembangkan keterampilan manajemen kelas, dan mengambil pedagogi baru yang spesifik untuk mata pelajaran mereka.   2.   Kelompok Mata Pelajaran dan Kelas Pengajar membuat peningkatan dnegan saling mengamati ruang kelas, mengenali dan memecahkan masalah yang muncul, serta bersama-sama meningkatkan pembelajaran setiap peserta didik. Kelompok mata pelajaran dan kelas adalah cara fantastis untuk menyatukan para pengajar sehingga mereka dapat lebih mudah mendiskusikan berbagai pendekatan, merencanakan mata pelajaran, dan memeriksa kemajuan peserta didik. Bekerja dan belajar bersama juga telah terbukti meningkatkan keter

REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBELAJARAN PROFESIONAL (Bagian 2)

  Sediakan pelatihan berdasarkan permintaan dan tepat waktu Meskipun MOOC dapat berguna bagi pengembangan profesional, ada juga sejumlah kursus online baru yang menyajikan rekomendasi berdasarkan kemampuan dan minat pengajar untuk memberikan pengembangan profesional yang disesuaikan. Microsoft telah bekerja bersama para mitra untuk mengembangkan model pembelajaran profesional baru, berdasarkan pada penelitian manajemen perubahan terbaik, psikologi gamifikasi terbaru, dan program penghargaan, pengakuan, dan insentif paling mutakhir yang tersedia. Kerja sama ini telah melihat pengembangan situs-situs yang menyediakan cara sederhana bagi pengajar untuk mengembangkan keterampilan pengajaran dan teknologi, menyarankan kursus yang sesuai berdasarkan minat serta kemampuan seorang pengajar. Banyak pihak menggunakan psikologi yang mirip dengan permainan Xbox, memberikan perpaduan insentif yang terbukti semisal penghargaan, poin, dan pencapaian mikro serta gamifikasi untuk membuat pembelajaran j

REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBELAJARAN PROFESIONAL (Bagian 1)

  Pengembangan dan pelatihan profesional adalah cara terbaik untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan antara pengajaran abad ke-20 dan ke-21. Alasan paling umum mengapa pengajar tidak dapat secara efektif mengintegrasikan TIK di ruang kelas mereka adalah kurangnya pengetahuan, peralatan, dukungan, atau semangat kerja. Pembelajaran profesional terbaik itu praktis. Hal tersebut berfokus pada berbagai masalah spesifik yang dihadapi pengajar dan mendukungnya dengan banyak kesempatan untuk mencoba pendekatan baru di ruang kelas. Ini penting karena orang dewasa sering belajar secara iteratif, yakni perlu melihat bukti keberhasilan sesuatu beberapa kali sebelum menerima perubahan. Rasa memiliki komunitas juga penting untuk pembelajaran profesional . setelah sebuah program praktis ditetapkan, program itu dapat memperoleh manfaat besar dari kolaborasi kolega, observasi kelas, dan umpan balik. Sebaliknya, gaya perubahan yang “dipaksakan” atas-ke-bawah berisiko kehilangan keagenan dan kepercayaan.

REVOLUSI SOSIAL MELALUI DIGITAL, BUKAN REVOLUSI DIGITAL MELALUI TEKNOLOGI

  Menurut John Hattie, revolusi digital telah berlangsung selama 50 tahun. Ada lebih dari 150 meta-analisis (hampir 20.000 penelitian) yang berkaitan dengan teknologi digital dan prestasi peserta didik, dan ukuran efek rata-rata (d = 34) hampir tidak berubah meskipun ada kemajuan besar. Pertanyaan utamanya adalah mengapa ada begitu banyak janji tapi sedikit saja yang terpenuhi. Mungkin itu dikarenakan pengajar masih menggunakan model “tell and practice (jelaskan dan latih)”, yang telah bekerja dengan sangat baik selama 150 tahun, dan TIK dapat sebaik-baiknya melengkapi metode ini.   Apakah kita melewatkan poinnya? Namun, hal tersebut melewatkan revolusi besar yang telah berlangsung; pengajar adalah pengguna besar TIK dalam perencanaan, pelaporan, penelitian, dan penggalian gagasan dari satu sama lain. Misalnya, situs Austalian Institute for Teaching and School Leadership (AITLS www.aitls.org)  kami mendapat jutaan klik oleh para pendidik setiap tahunnya, unduhan aplikasi, podcats, dan

MEMIMPIN PERUBAHAN

  Transformasi pendidikan adalah proses perubahan manusia sebanyak perubahan digital. Peran seorang pemimpin dalam mendorong perubahan ini tidak dapat diremehkan. Mereka bertanggung jawab atas budaya, strategi, struktur, dan politik yang terlibat dalam perubahan. Sebagian pengajar akan lebih terbuka untuk berpartisipasi dalam proses transformasi digital daripada pengajar yang lain. Pemimpin perlu cermat dalam mengidentifikasi dan mendukung para agen perubahan serta memberdayakan mereka untuk memimpin orang-orang yang tertinggal di belakang. Ini merupakan tantangan besar dan berkelanjutan. Penting untuk mengenali mereka yang merasa diancam atau dipaksa dalam sebuah proses perubahan, dan mereka yang melihatnya sebagai sesuatu yang secara probadi terasa bermanfaat, menyenangkan, dan berharga.   Kenali dan berdayakan para pembuat perubahan Kepemimpinan bukanlah gagasan mulia yang hanya diperuntukkan mendorong semangat para pengajar. Kepemimpinan memiliki efek nyata pada pencapaian para pem

KEPEMIMPINAN SEKOLAH

  Ciptakan pemimpin pembelajaran Fullan mengkritik gagasan bahwa kepala sekolah harus berfokus pada kepemimpinan instruksional, mencatat bahwa untuk itu kepala sekolah harus sepenuhnya menguasai pengetahuan, dan bahkan terlibat sebagian, dalam pengajaran, yang mana hal tersebut dapat mengarah pada manajemen mikro, DuFour dan Marzano sama-sama menemukan bahwa “menghabiskan waktu untuk membangun kapasitas pengajar dalam kerja sama tim jauh lebih baik daripada menghabiskan waktu untuk mengamati pengajar secara perorangan.” Dengan kata lain, jauh lebih efektif membangun kapasitas seorang pengajar untuk memimpin, daripada menarik kepala sekolah ke dalam pengajaran. Hattie menyebutkan peran baru ini “pemimpin pembelajaran”. Dia menjelaskan bahwa sementara para pemimpin pembelajaran menekankan bagaimana informasi diajarkan dan bagaimana kita tahu, informasi itu diajarkan dengan baik. Terlebih lagi, karena pemimpin pembelajaran lebih terintegrasi dengan kolega, mereka dapat menciptakan lingkun

PENGAJARAN DAN KEPEMIMPINAN (Bagian 2)

  Dengan banyak pengajar dilatih untuk menyelenggarakan kelas yang benar-benar berbeda, mendapatkan komitmen luas bagi pergeseran paradigma digital adalah tantangan yang sangat besar. Tanpa alat yang tepat, pelatihan, dukungan teknis, dukungan keuangan serta moral, pengajar bisa saja dengan mudah kembali ke strategi lama hanya karena stres.   Pastikan pengajar memiliki alat teknologi yang diperlukan untuk transformasi Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat sekolah dan sistem sekolah adalah gagal memberi pengajar teknologi yang diperlukan untuk transformasi. Contoh paling umum termasuk: ü   Menerapkan program one-to-one  dan memberi peserta didik perangkat tetapi bukan pengajar ü   Berinvestasi dalam pengembangan profesional yang tidak dapat dipraktikkan atau diterapkan karena pengajar tidak memiliki akses ü   Menyediakan “pelatihan” perangkat lunak yang tidak dapat dijalankan oleh pengajar di teknologi mereka ü   Gagal memberi pengajar teknologi yang cukup kuat untuk merancang penga

PENGAJARAN DAN KEPEMIMPINAN (Bagian 1)

  Memberdayakan pengajar untuk merangkul perubahan dengan penuh percaya diri dan secara positif biasanya merupakan perhatian utama dari sebuah institusi. Ketika pengajar diberi perhatian, pengembangan, dan dukungan untuk menjadi pemimpin, hasil pun meningkat dalam segala aspek. Peserta didik lebih bbaik. Sekolah meningkatkan kedudukan mereka. Sedangkan pengajar dapat menikmati perkembangan dan penghargaan dalam pekerjaan sulit yang layak mendapat lebih banyak rasa hormat. Pengajar itu penting. Karya terobosan John Hattie, seri Visible Learning, yakni meta-analisis terbesar yang pernah ada mengenai faktor-faktor yang memengaruhi hasil pendidikan, mengungkapkan bahwa lima pengaruh terkuat terhadap prestasi peserta didik melibatkan pengajar. Mulai dari memahami dampak perilaku mereka pada prestasi peserta didik, hingga meningkatkan strategi efikasi dan pengajaran, jelas kita harus mendukung, mengembangkan, dan memberdayakan para pengajar kita jika kita ingin memastikan yang terbaik bagi p

TIGA TEKNOLOGI KONVERGEN

  Penggunaan analitik pada objek Internet untuk Segala (Internet of Things/IoT) memungkinkan objek-objek untuk dirasakan atau dikendalikan dari jarak jauh di seluruh infrastruktur jaringan yang ada. Dengan sendirinya hal ini menciptakan peluang menarik untuk integrasi langsung dunia fisik ke dalam sistem digital. Namun, ketika analitik diterapkan, Anda dapat mengoptimalkan aset-aset Anda secara cerdas untuk mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi pengulangan tugas manusia. Lingkungan fisik sekolah dapat secara aktif berkontribusi bagi pembelajaran ketika dilengkapi dengan sensor Internet untuk Segala yang menyesuaikan suara, kualitas udara dan cahaya yang menuruti preferensi belajar individu. Sebagai contoh, sistem pencahayaan IoT dapat mengoptimalkan dirinya sendiri untuk pola-pola penggunaan aktual, menunjukkan area mana saja yang sering dikunjungi, memanfaatkan cahaya alami dengan lebih baik, menghemat biaya energi, dan banyak lagi.   Tiga teknologi konv

APA YANG HILANG DARI TRANSFORMASI INI?

  Para pengajar hebat menganalisis data setiap hari melalui observasi, intuisi, dan pertanyaan. Sekarang kita dapat secara digital mendukung analitik yang dapat membantu pengajar lebih memperhatikan peserta didik mereka tanpa bersusah payah, dengan secara cerdas mengonsolidasikan informasi yang luas serta menyajikannya dengan cara yang bermanfaat. Analitik juga memungkinkan sekolah untuk melihat bagaimana mereka melacak, sehingga mereka dapat menyelidiki dampak dari berbagai prakarsa baru untuk dengan cepat mengukur tingkat layanan yang mereka sediakan. Ini membantu sekolah untuk terus menyempurnakan perencanaan mereka dari perspektif informasi. Bagian terbaiknya adalah pengajar tidak diwajibkan menjadi ahli data, atau untuk secara aktif menyelidiki bagan dan diagram untuk membuat keputusan tentang cara terbaik mendukung peserta didik. Analitik harus secara proaktif mengidentifikasi masalah dan mengekspor data dalam format yang mudah dimengerti.   Tritunggal analitik: data, pemrosesan

MENGGUNAKAN DATA ANALITIK UNTUK MENGOPTIMALKAN TRANSFORMASI

Transformasi yang berhasil didasarkan pada wawasan data. Ketika sistem sekolah Anda dapat mengukur kinerja, hasil pembelajaran dan efektivitas pilihan anggaran secara akurat, Anda dapat menetapkan jalur yang jelas untuk mengoptimalkan keseluruhan sistem. “Ketika kehidupan dan pembelajaran semakain terdigitalkan dan “terdatakan”, peserta didik menginggalkan jejak lengkap dari tindakan dan hasil-hasil mereka di sekolah dalam berbagai aplikasi, perangkat, serta basis data. Ketika sekolah dapat mengonsolidasikan data dari semua sumber ini, analitik dapat memebrikan prediksi dan rekomendasi kuat yang memandu pengajar dan pimpinan sekolah.” Cathy Cavanaugh, Head of Learning and Research, Catholic Education, penulis dan pengamat pendidikan Australia Barat Begitu Anda memiliki data yang dapat diakses dan digunakan, Anda dapat melaporkan secara akurat, menunjukkan bahwa Anda membelanjakan uang pajak secara efektif, mengukur dampak dari berbagai prakarsa baru, serta mematuhi persyaratan pemantau

7 PRINSIP PEMBELAJARAN OECD 2010 (Bagian 3)

  Buatlah program manajemen perubahan Ketika merencanakan transformasi Anda, jangan abaikan strategi penyampaian perubahan untuk menginspirasi, membekalkan keterampilan, serta memperlengkapi para pemangku kepentingan guna meraih keberhasilan. Alasan yang paling sering dikutip untuk kegagalan proyek adalah orang. Ketika peserta didik, pengajar, administrator sekolah, dan orang tua tidak diberi tahu dengan benar dan matang, mereka sulit menerapkan perubahan. Prakarsa dengan tim manajemen perubahan yang sangat baik memiliki kemungkinan enam kali lebih besar untuk memenuhi tujuan dibandingkan prakarsa dengan manajemen perubahan yang buruk. Aktivitas dapat mencakup pertemuan orang tua, poster, pemberitahuan, atau artikel di buletin sekolah, Anda juga dapat mengadakan hari perkenalan staf dan pengembangan profesional untuk memberikan berbagai keterampilan teknologi dasar serta apresiasi yang lebih luas terhadap sasaran-sasaran di seluruh sistem, yang diperkuat dengan dukungan berkelanjutan m

7 PRINSIP PEMBELAJARAN OECD 2010 (Bagian 2)

    Efek Pygmalion “Semua tergantung pada pendekatan Anda. Teknologi saja tidak akan menutup kesenjangan pencapaian antara si kaya dan si miskin, celah yang mengancam begitu banyak siswa minoritas kami. Namun ketika teknologi digunakan dengan benar, kami telah melihat hasil yang kuat.” Pengawas Alberto M. Carvalho, Miami-Dade School, AS   Tetapkan harapan yang tinggi dengan parameter jelas Menetapkan harapan yang tinggi dan jelas membantu mengarahkan setiap aspek transformasi digital. Untuk staf, ini melibatkan dialog dengan para pemangku kepentingan. Untuk pengajar, menetapkan harapan membantu mereka memahami peserta didik dan menyesuaikan pengalaman pembelajaran yang membuat mereka tetap terlibat. Efek dari harapan pengajar, yang juga dikenal sebagai Efek Pygmalion, berarti bahwa ketika para pengajar berharap lebih banyak dari peserta didik, mereka bekerja lebih baik. Ini ditegaskan kembali oleh penelitian Hattie, yang menemukan bahwa faktor yang berdampak paling besar pada hasil bel

7 PRINSIP PEMBELAJARAN OECD 2010 (Bagian 1)

  Untuk membantu sekolah membayangkan ulang pengajaran dan pembelajaran, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan ( Organization of Economic Cooperation and Development/OECD ) telah menetapkan tujuh prinsip yang bermanfaat. Peserta didik harus menjadi pusat dari hal-hal yang terjadi di ruang kelas dengan kegiatan yang berfokus pada kognisi, proses pembelajaran, dan pertumbuhan mereka. Pembelajaran merupakan praktik sosial dan tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Kerja kelompok yang terstruktur dan kolaboratif bisa baik untuk semua peserta didik. Hal ini mendorong peserta didik dengan cara yang berbeda-beda. Emosi adalah bagian tak terpisahkan dari pembelajaran. Peserta didik memahami ide-ide dengan lebih baik ketika kita menghubungkan emosi, motivasi, dan kognisi. Keyakinan positif adalah kunci. Peserta didik berbeda satu sama lain, dan lingkungan pembelajaran yang inovatif mencerminkan berbagai pengalaman serta pengetahuan terdahulu yang dibawa oleh setiap peserta didik ke kelas.