Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan kelas.
Hamilton (1997) seperti dikutip Alberta Teachers Association (2000) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses penelitian sistematis ke dalam suatu pembelajaran atau permasalahan belajar yang diidentifikasi sendiri oleh guru, sehingga guru yang bersangkutan tidak hanya memahami permasalahan tersebut, tapi juga mengembangkan strategi untuk memecahkan dan meningkatkan permasalahan tersebut. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa esensi penelitian tindakan kelas adalah: 1) penelitian dimana permasalahannya diangkat dari hasil identifikasi sendiri guru terhadap permasalahan praktek pembelajarannya di kelas; 2) dilakukan secara sistematis; 3) bertujuan agar guru dapat memahami permasalahan yang terjadi; dan 4) guru terkait dapat mengembangkan strategi (solusi) untuk meningkatkan (to improve) pembelajaran tersebut.
Mills (2003) seperti dikutip oleh Goodnough (2011) menjelaskan penelitian tindakan kelas sebagai segala bentuk penelitian sistematis yang dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini adalah guru, kepala sekolah, atau pemangku kepentingan sekolah dalam lingkungan belajar/mengajar untuk memperoleh informasi tentang bagaimana sekolah mereka berjalan, bagaimana pembelajaran terjadi dan seberapa baik siswa belajar. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman, mengembangkan praktek reflektif, menghasilkan perubahan positif dalam lingkungan sekolah (dan atau praktek pendidikan secara umum), dan meningkatkan hasil belajar siswa dan semua yang terlibat dalam proses pendidikan di sekolah.
Menjadi peneliti tindakan kelas lebih dari sekedar melakukan proyek penelitian, tetapi harus melibatkan pengembangan pola pikir reflektif dalam tindakan (reflection in action) terhadap praktek pembelajaran. Dengan demikian penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik utama yaitu reflektif. Seperti dijelaskan di atas, salah satu karakteristik penelitian tindakan kelas adalah self-identified problem (reflective). Jadi dasar penelitian tindakan kelas adalah hasil refleksi diri terhadap apa yang terjadi dalam praktek pembelajaran di kelas. Itulah sebabnya, Kemmis seperti dikutip Holingsworth (2012), menawarkan langkah generik dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan melakukan pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi keprihatinan saya dalam praktek pembelajaran?
2. Apa yang akan saya lakukan untuk memecahkan hal tersebut?
3. Bukti-bukti apa yang dapat membuat saya yakin bahwa masalah teraebut terpecahkan?
4. Bagaimana saya dapat memvalidasi terhadap apa yang telah saya lakukan tersebut?
Sehingga langkah-langkah melakukan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (McTaggart & Kemmis, 1981):
1. Melakukan indentifikasi masalah dan alasan mengapa hal tersebut terjadi.
2. Menciptakan rencana tindakan.
3. Melaksanakan rencana tindakan.
4. Mengumpulkan data/bukti (studi/refleksi terhadap rencana tindakan).
5. Membuat laporan temuan penelitian.
6. Memodifikasi rencana tindakan (jika diperlukan).
7. Melanjutkan siklus berikutnya dengan menggunakan rencana tindakan revisi.
Hal senada disampaikan oleh Glanz (1998), bahwa langkah-langkah melakukan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Memilih fokus; dalam hal ini terdiri dari tiga sublangkah yaitu: a) memahami permasalahan yang akan diteliti; b) membuat pertanyaan yang relevan dengan fokus; c) membuat rencana tindak untuk menjawab pertanyaan tersebut.
2. Mengumpulkan data yang akan memberikan bukti terhadap keberhasilan intervensi (rencana induk).
3. Melakukan analisis dan interpretasi data.
4. Melakukan tindakan selanjutnya, yaitu melanjutkan intervensi, menghentikan dan mengganti dengan intervensi baru, atau memodifikasi intervensi.
Untuk membuktikan bahwa rencana tindak (intervensi) yang telah ditentukan dan dilaksanakan efektif maka perlu alat pengumpul data. Biasanya, dalam konteks penelitian tindakan kelas, teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Analisis Dokumen; di antaranya adalah data hasil belajar, sampel karya siswa, catatan perilaku siswa, catatan anekdot, catatan kehadiran, portofolio, hasil pre dan post-test, laporan aktivitas siswa, dll.
2. Observasi; di antaranya adalah checklist, rekaman video, catatan anekdot, sosiogram, rubrik, foto, dll.
3. Interview; wawancara dengan siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, pemangku kepentingan terkait, dan termasuk survey serta kuesioner.
Komentar
Posting Komentar