Tidak ada yang bisa memastikan kapan fenomena meme pertama kali muncul di Indonesia. Kemunculannya dianggap menjadi bagian integral dengan internet. Bila mengacu pada kemunculan meme secara global, fenomena aplikasi gambar ini mulai muncul di tahun 2009 saat lukisan Joseph maya yang mampu menunjukkan kapan dan bagaimana konteks situasi sosial saat meme tersebut muncul. Hal semacam ini terjadi karena campur tangan agen-agen yang berkreasi menciptakan meme, untuk kemudian disebarluaskan di dunia maya yang akhirnya membentuk sebuah struktur.
Meme adalah bentuk dari interaksi para agen dalam struktur internet itu sendiri. Internet adalah sebuah sarang kultur partisipatoris yang tidak terbatas untuk mengungkapkan ekspresi, sehingga sangat memungkinkan bagi individu untuk berkreasi dan membagikan hasil kreasinya (Jenkins, 2009). Kultur partisipasi ini menghasilkan apa yang disebut dengan meme. Berbagai replikasi meme berkreasi dan menyebar luas seperti virus dan menjadi bagian dati demokrasi digital yang dikenal sekarang. Menjadi bagian demokrasi karena meme yang tersaji di internet tak jarang mempunyai muatan politik hasil karya agen-agen media baru yang merepresentasikan sebuah sudut pandang dan wacana tertentu.
Agen dalam konteks media baru adalah user atau pengguna dan pengakses media baru. Agen dalam media baru memegang peran penting dalam menjalankan narasi dan membentuk struktur media baru. Jika kita berbicara fitur, media baru memiliki berbagai fitur yang telah disediakan sedemikian rupa oleh korporasi. Meskipun demikian, narasi yang terkandung di dalamnya adalah hasil dari interaksi para agen yang mencoba membentuk struktur-struktur baru yang sesuai dengan konteks budaya tempat para agen bernaung. Budaya kultwit (kuliah Twitter) dalam jejaring sosial Twitter adalah budaya baru bermedia sosial yang pertama kali muncul di Indonesia.
Kultwit adalah sebuah norma dan kebiasaan netizen di Indonesia ketika ada pengguna-pengguna tertentu yang menjelaskan sebuah topik permasalahan. Di dalam koridor ilmu komunikasi, user disebut sebagai opinion leader. Kultwit identik dengan penggunaan nomor urut di awal tweet atau hashtag (#) yang diikuti oleh kata kunci topik yang dibahas. Budaya kultwit dalam menggunakan Twitter ini berkembang di Indonesia sebagai hasil kesepakatan alamiah antara pengguna dengan pengguna lain, sehingga menciptakan struktur dan resource (sumber daya) yang spesifik tentang sebuah isu atau polemik. Artinya narasi yang menjadi konten media baru sangat bergantung pada konteks sosial masyarakat dan perilakunya. Fenomena ini juga berlaku pada meme.
Pada akhirnya meme akan menghasilkan apa yang disebut Giddens sebagai memory traces, yaitu struktur yang dapat dilihat sesuai dengan konteks dimana struktur itu terbentuk (Giddens, 1994). Meme yang muncul dalam sebuah fenomena sosial politik tertentu menunjukkan struktur dan narasi yang dibentuk para agen pada saat isu itu berlangsung. Dengan demikian akan dicatat sebagai artefak demokrasi digital.
Pustaka :
Jenkins,H. (2009). Confronting the challenges of participatory culture: Media education for the 21st century. Cambridge, UK: MIT Press.
Giddens, A. (1979). Central problems in social theory.
Komentar
Posting Komentar