Secara harfiah, komunikasi visual bisa diartikan sebagai proses transformasi ide dan informasi dalam bentuk yang dapat dibaca dan ditanggapi (secara visual).
Sedangkan menurut Michael Kroeger, komunikasi visual (visual communication) adalah latihan teori dan konsep-konsep melalui visual dengan menggunakan warna, bentuk, garis, dan penjajaran (juxtaposition). Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.
Jadi secara garis besar, media komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan menggunakan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan.
Komunikasi visual biasanya diasosiasikan dengan seni rupa, simbol, fotografi, tipografi lukisan, desain grafis, ilustrasi, dan lain-lain. Konsep komunikasi visual adalah memadukan unsur-unsur desain grafis seperti kreativitas, estetika, efisiensi, dan komunikatif untuk menciptakan suatu media yang dapat menarik perhatian, juga menciptakan media komunikasi yang efektif agar dapat diapresiasi oleh komunikan atau orang lain.
Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media seperti percetakan atau grafika, marka grafis, papan reklame, televisi, film atau video, internet, serta yang lainnya, entah itu dua ataupun tiga dimensi, baik yang statis maupun dinamis (time based).
Di era modern ini, komunikasi visual mengambil peran penting dalam proses komunikasi sehari-hari yang dilakukan manusia. Sebagaimana yang dikatakan Rouglass:
Multimedia are their culture. Read and "Right" using images word and sound.
Budaya remaja saat ini berbasis multimedia. Remaja membaca dan berpendapat melalui gambar, tulisan, dan suara. Gambar selalu dapat menarik perhatian karena sangat mencolok sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami.
Pada umumnya remaja identik dengan hal-hal yang kekinian dan santai. Biasanya pilihan informasi yang dikonsumsi tidak terlalu berat atau informasi berat yang dikemas secara ringan. Dengan demikian, komunikasi visual ini menjawab kebutuhan remaja karena informasi yang disampaikan bisa jadi bernilai tinggi, namun dikemas lebih sederhana dan modern.
Sebagai contoh, kini banyak petuah yang dikemas dalam gambar. Beberapa dekade yang lalu, mungkin remaja banyak menghindari petuah karena terlalu memberatkan, membosankan, dan kuno. Namun saat ini gambar-gambar tentang petuah begitu banyak peminat. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi visual mendapat sambutan hangat oleh remaja, termasuk di dalamnya mahasiswa. Bahkan pesan visual yang disampaikan komunikator disalin oleh komunikan untuk disalurkan pada komunikan selanjutnya.
Perkembangan kebutuhan akan pesan visual berbanding lurus dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi. Komunikasi ini hampir mirip dengan komunikasi non verbal yang membutuhkan media atau perantara dalam penyampaian pesannya kepada komunikan. Saat ini media yang banyak digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesannya secara visual adalah media elektronik, khususnya handphone dan komputer.
Istilah internet Meme (dibaca: mim) digunakan untuk mendeskripsikan sebuah konsep yang menyebar lewat internet. Istilah ini menjurus pada istilah meme sendiri, walaupun arti sebenarnya dari kata meme menjurus pada konsep atau kategori tentang informasi sebuah kultur secara luas.
Kata ini diperkenalkan oleh Richard Dawkins pada 1970. Menurutnya, meme adalah sebuah ide kepercayaan atau sebuah budaya yang menyebar dari satu atau banyak orang kepada orang lain.
Jadi singkatnya internet meme adalah meme yang menyebar di internet melalui media sosial, blog, email, dll. Di dunia nyata, meme disebut dengan "ide", tapi banyak orang yang lebih suka menyebutnya dengan meme.
Dalam konteks budaya visual internet, khususnya fotografi digital, meme diciptakan melalui proses replikasi dan modifikasi dari citra-citra fotografis yang telah tersedia di mesin google. Sang kreator biasanya hanya tinggal melengkapi foto temuannya itu dengan teks, atau dengan mengurangi dan menambahkan elemen gambar melalui proses olah digital sederhana, tergantung kesesuaian konteks informasi apa yang ingin disampaikan. Setelah proses penciptaan selesai, meme foto atau gambar akan disebar dan menyebar melalui layanan share, retweet, atau repost di media sosial.
Komentar
Posting Komentar