Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Program Unggulan di Sekolah

Sebagai sekolah yang sudah cukup lama, prestasi sekolah (guru dan siswa) perlu terus dipacu dan ditingkatkan. Meski di bidang olah raga pernah berprestasi di tingkat ASEAN dan internasional, tetapi penciptaan prestasi selanjutnya untuk bidang akademik dan non akademik (seni budaya dan olahraga) perlu dirancang kembali mulai sekarang. Untuk itu, agar target penciptaan prestasi (mulai tingkat kabupaten sampai dengan tingkat internasional) bisa tercapai perlu dilaksanakan program-program yang menjadi unggulan sekolah. Program unggulan dimaksud meliputi. Pertama, mastery learning programme , yaitu program sekolah yang mengarah kepada praktik pembelajaran standar yang tuntas. Inti dari program ini adalah setiap anak yang belajar harus mencapai tingkat ketuntasan ( mastery learning ) sebagaimana yang dipersyaratkan dalam KKM (kriteria ketuntasan minimal). Anak yang belum tuntas harus diberikan program perbaikan melalui remedial teaching, anak yang telah tuntas diberikan pengayaan ( enri

Guru Profesional

Menghadapi berbagai tantangan dalam reformasi pendidikan nasional, diperlukan kualitas guru yang mampu mewujudkan kinerja profesional dan modern dalam nuansa pendidikan. Kualitas guru yang dimaksud adalah kualitas kinerja yang berlandaskan filsafat pendidikan dan berkinerja atas dasar paradigma pendidikan menuju tercapainya misi dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini, mengandung makna bahwa guru profesional dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dikatakan demikian, karena para guru profesional akan senantiasa: (a) memperbarui dan memutakhirkan keahliannya agar sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan, (b) menyesuaikan kualifikasi profesionalnya agar sesuai dengan tuntutan yang ada, (c) meningkatkan kompetensi keilmuannya agar tidak ketinggalan, (d) penuh etos kerja dan komitmen yang tinggi untuk memperbaiki dan meningkatkan bidang keahliannya, (e) memiliki jiwa dan semangat produktif dan kreatif demi kemajuan bidang profesionalnya,

Profesionalitas Guru

Ekspektasi yang tinggi terhadap profesionalitas guru melahirkan berbagai istilah dan konsep. Istilah guru favorit/idola muncul dilingkungan peserta didik sebagai apresiasi terhadap pelayanan pembelajaran yang dapat langsung mereka rasakan. Guru yang mengenal kepribadian dan memahami dunia peserta didik akan dengan mudah menjadi sosok yang dekat dan disenangi. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik menciptakan suasana pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk kebutuhan setiap peserta didik, pembelajaran menjadi lebih menarik dan bebas dari kecemasan dan tekanan. Peserta didik adalah individu unik yang memiliki potensi, bakat, dan minat yang telah melekat di dalam dirinya sebagai faktor bawaan yang tersembunyi (intrinsik) sejak lahir. Faktor intrinsik tersebut akan nampak dalam bentuk kognisi, keterampilan, perilaku dan sikap yang mencerminkan faktor-faktor bawaan tersebut. Menurut Piaget "Belajar adalah adaptasi holistik dan bermakna yang datang dari dalam d

Implikasi Teknologi Informasi pada Dunia Pendidikan

Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995). Menarik seperti ditulis oleh Gavin dan Nicky (2007) " Many people are afraid of new technology, and, with the increasing presence of the internet and computers, the term technophobe has appeared to refer to those of us who might be wary of these new developments. More recently, the term digital native has been coined to refer to someone who grows up using technology, and who thus feels comfortable and confident with it typically today's children. Their parents, on the other hand, tend to be digital immigrants who have come late to the world of technology if at all. In many cases, teachers are the digital immigrants and our younger students are the digital native. " Adalah suatu realitas bahwa kebanyakan dari siswa kita jauh lebih baik dalam penguasaan ICT dibandingkan dengan kita para guru

Integrasi TIK Dalam Kurikulum Sebagai Tantangan Era Digital

Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah ilmu dan teknologi dan oleh karenanya harus mampu menjawab tantangan pendidikan di era digital abad ke-21 ini. Apalagi sepuluh tahun terakhir dunia pendidikan kita khususnya dalam bidang teknologi pembelajaran dihadapkan oleh berbagai tantangan terkait dengan peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Radikalisme TIK menuntut perubahan paradigma pembelajaran yang terpusat pada guru berubah ke pola pembelajaran yang menumbuhkan kreatifitas dan kemandirian siswa merupakan suatu tuntutan. Penggunaan TIK dalam proses belajar mengajar memungkinkan proses pendidikan yang lebih interaktif dan membekali siawa dengan kemandirian yang dibutuhkan di era digital ini, yaitu ICT literacy, kemampuan berkolaborasi, kemampuan berkomunikasi secara efektif, berpikir kritis dan problem solver.  Dengan ditunjang semakin murah, mudah, dan cepatnya akses internet bukan alasan lagi jika guru mulai mengintegrasikan TIK dala

MGMP Sebagai Wadah Komunikasi Profesi Guru-Guru Mata Pelajaran

Sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan nasional, guru hendaknya tidak merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki melainkan harus memiliki keinginan untuk mengembangkan diri baik secara pribadi maupun secara profesi. Berbagai cara bisa dilakukan untuk mengembangkan diri maupun profesi seorang guru. Satu dari banyak cara yang bisa dipilih adalah melalui diskusi dan sharing pengalaman dengan rekan-rekan seprofesi yang sama-sama memiliki kemauan untuk maju dan berkembang. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, pemerintah telah berupaya keras memfasilitasi terselenggaranya berbagai kegiatan seperti pelatihan, workshop, ToT, dan berbagai kegiatan lainnya yang diselenggarakan baik di tingkat nasional, provinsi, maupun di tingkat kabupaten/kota. Meskipun demikian, penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di atas tentu saja memerlukan dana yang tidak sedikit. Terbatasnya dana pelatihan yang tersedia memaksa pemerintah untuk bersikap sangat selektif dalam menyelenggarakan kegiatan-kegi

Kemunculan dan Perkembangan Meme di Indonesia

Tidak ada yang bisa memastikan kapan fenomena meme pertama kali muncul di Indonesia. Kemunculannya dianggap menjadi bagian integral dengan internet. Bila mengacu pada kemunculan meme secara global, fenomena aplikasi gambar ini mulai muncul di tahun 2009 saat lukisan Joseph maya yang mampu menunjukkan kapan dan bagaimana konteks situasi sosial saat meme tersebut muncul. Hal semacam ini terjadi karena campur tangan agen-agen yang berkreasi menciptakan meme, untuk kemudian disebarluaskan di dunia maya yang akhirnya membentuk sebuah struktur. Meme adalah bentuk dari interaksi para agen dalam struktur internet itu sendiri. Internet adalah sebuah sarang kultur partisipatoris yang tidak terbatas untuk mengungkapkan ekspresi, sehingga sangat memungkinkan bagi individu untuk berkreasi dan membagikan hasil kreasinya (Jenkins, 2009). Kultur partisipasi ini menghasilkan apa yang disebut dengan meme. Berbagai replikasi meme berkreasi dan menyebar luas seperti virus dan menjadi bagian dati demo

Komunikasi Visual di Kalangan Remaja

Secara harfiah, komunikasi visual bisa diartikan sebagai proses transformasi ide dan informasi dalam bentuk yang dapat dibaca dan ditanggapi (secara visual). Sedangkan menurut Michael Kroeger, komunikasi visual ( visual communication ) adalah latihan teori dan konsep-konsep melalui visual dengan menggunakan warna, bentuk, garis, dan penjajaran ( juxtaposition ). Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya. Jadi secara garis besar, media komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan menggunakan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual biasanya diasosiasikan dengan seni rupa, simbol, fotografi, tipografi lukisan, desain grafis, ilustrasi, dan lain-lain. Konsep komunikasi visual adalah memadukan unsur-unsur desain grafis seperti kreativitas, estetika, efisiensi, dan komunikatif untuk menciptakan suatu m

Literasi Informasi

Literasi informasi adalah kemampuan untuk tahu kapan ada kebutuhan untuk informasi, untuk dapat mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, dan secara efektif menggunakan informasi tersebut untuk isu atau masalah yang dihadapi. Menurut American Library Association (ALA), literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. Tahap-tahap keterampilan literasi informasi yang harus dimiliki oleh pencari informasi melalui proses dan tahapan berikut: (sumber: Ride, Information Skills in the School, Departement of Education, 1989)   1. Mendefinisikan Informasi Mendefinisikan informasi dalam model literasi informasi lain sering pula dilaksanakan dalam proses pengidentifikasian informasi dimana dalam proses ini pencari informasi harus mampu memberi definisi dan mengidentifikasikan topik atau subyek, menentukan dan m

Penilaian Dalam Pendidikan

Penilaian merupakan suatu upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. (Cullen, 2003 dalam Fathul Himan, 2004). Ada empat pokok terkait dengan penilaian dalam pendidikan yaitu: Penilaian diungkapkan sebagai suatu proses yang berarti penilaian terdiri dari serangkaian kegiatan yang direncanakan yang merujuk pada tujuan, pengembangan instrumen dan kumpulan data, olah dan tafsiran yang kemudian lahir keputusan. Tersurat bahwa penilaian dilakukan secara sistemik, berarti bahwa penilaian berdasarkan pada aturan-aturan dan prinsip-prinsip tertentu. Adanya tingkat perolehan, mengandung arti bahwa dalam penilaian akan selalu sampai pada suatu putusan melalui kriteria yang menjadi tolok ukur. Munculnya kata tujuan-tujuan pendidikan, yaitu kegiatan penilaian akan selalu terkait dengan tujuan-tujuan pendidikan yang

Kompetensi TIK untuk Guru

Dua kerangka acuan untuk penyusunan Kerangka Kompetensi TIK untuk guru di Indonesia adalah UNESCO ICT-CFT (UNESCO ICT Competency Framework for Teachers ) dan Kerangka Kerja Abad 21 yang masing-masing komponennya relevan dengan konteks di Indonesia. Beberapa kerangka kerja lain yang diacu adalah ISTE dan ECDL. Kompetensi dadar TIK untuk guru berguna sebagai acuan dalam upaya berkesinambungan meningkatkan profesional guru. Menurut UNESCO, perubahan pendidikan melalui TIK melampaui tiga pendekatan: literasi teknologi, pendalaman pengetahuan, dan kreasi pengetahuan. Ketiga pendekatan ini memiliki implikasi yang berbeda secara pedagogis, praktik pengajaran oleh guru, pengembangan profesional, kurikulum dan asesmen, serta pengelolaan dan administrasi sekolah. Sehubungan dengan pedagogi, penggunaan TIK mengharuskan guru untuk mengembangkan cara-cara inovatif dalam pemanfaatan teknologi untuk memperbaiki pembelajaran dan mendorong: a. Literasi teknologi, b. Pendalaman pengetahuan, dan c.

Penelitan Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

Ada banyak definisi tentang penelitian tindakan kelas. Hamilton (1997) seperti dikutip Alberta Teachers Association (2000) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses penelitian sistematis ke dalam suatu pembelajaran atau permasalahan belajar yang diidentifikasi sendiri oleh guru, sehingga guru yang bersangkutan tidak hanya memahami permasalahan tersebut, tapi juga mengembangkan strategi untuk memecahkan dan meningkatkan permasalahan tersebut. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa esensi penelitian tindakan kelas adalah: 1) penelitian dimana permasalahannya diangkat dari hasil identifikasi sendiri guru terhadap permasalahan praktek pembelajarannya di kelas; 2) dilakukan secara sistematis; 3) bertujuan agar guru dapat memahami permasalahan yang terjadi; dan 4) guru terkait dapat mengembangkan strategi (solusi) untuk meningkatkan ( to improve ) pembelajaran tersebut. Mills (2003) seperti dikutip oleh Goodnough (2011) menjelaskan penelitian tindakan kelas s

Kerangka Literasi Digital Indonesia

Secara umum yang dimaksud dengan literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten/informasi, dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Ada banyak model kerangka ( framework ) untuk literasi digital yang dapat ditemukan di internet, dengan ragam nama dan bentuk. Setiap model memiliki keunikan dan keunggulannya masing-masing. Untuk memperkaya khasanah dan diskursus tentang literasi digital di Indonesia, maka ICT Watch merilis tawaran alternatif "Kerangka Literasi Digital Indonesia". Kerangka ini didisain berdasarkan pengalaman ICT Watch menjalankan program pilar Internet Safety  "Internet Sehat" sejak 2002 dan dilanjutkan dengan pilar Internet Rights dan Internet Governance  yang berkesinambungan hingga saat ini. Kerangka Literasi Digital Indonesia terdiri atas 3 (tiga) bagian utama, yaitu: 1) proteksi ( safeguard ), 2) hak-hak ( rights ), d

Bangkit dan Jadilah Pemimpin Agar Pembangunan Sumber Daya Manusia Tak Sesat Arah

Petikan materi Seminar Nasional Education Outlook 2019 Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta - Dompet Dhuafa Rabu, 19 Desember 2018 1)  Umat Islam adalah umat yang mulia. Umat yang diserahi tugas mewujudkan rahmatan lil alamin , memakmurkan bumi dan mewujudkan keselamatan bagi manusia, di dunia dan akhirat. Umat Islam akan menjadi saksi atas manusia. Sebab kata Nabi s.a.w., Al Islamu ya'lu wal yu'la alaihi.  Tidak ada yang lebih tinggi dari Islam. 2)  Seorang Khalid bin Walid yang memandang ratusan ribu tentara Romawi dalam perang Yarmurk, hanya laksana lalat saja! Dan itu terbukti, pasukan Islam yang hanya puluhan ribu mampu mengalahkan Romawi yang ratusan ribu. 3)  seorang Ja'far bin Abi Thalib, dalam keadaan terjepit di pengungsian di Habsyah mampu mengeluarkan argumen-argumen jitu di hadapan raja Najasi dan pembesar-pembesar Habasyah. Juga bagaimana kaum muslimin di bawah Khalifah Muhammad al-Fatih dengan gagah berani menaklukkan ibukota Romawi, Konstant

Sejarah TIK Masuk Ekosistem Sekolah

Teknologi Informasi (TI) seperti yang didefinisikan dalam information technology association of america (ITAA) adalah studi, perancangan, lapangan, dukungan atau manajemen sistem informasi berbasis komputer. Istilah "teknologi informasi: ditemukan sekitar tahun 1970. Hingga abad ke 20, kerjasama antara militer dan industri mengembangkan teknologi elektronik, komputer dan informasi. Militer telah melakukan dan membiayai penelitian untuk inovasi di bidang mekanisasi dan komputasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan perluasan dari TI dengan menggabungkan konsep Teknologi Komunikasi dalam Teknologi Informasi. Hal ini disebabkan oleh begitu kuatnya keterikatan antara Teknologi Informasi dengan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu

Ekosistem TIK di Sekolah

Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan yang dilaksanakan di industri, perdagangan, dan pemerintahan serta sosial politik. Perkembangan ekonomi berbasis TIK dan masyarakat informasi ( information society ) telah memunculkan paradigma baru yang dominan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi TIK akan menentukan masa depan bangsa. Penerapan dan pengembangan kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah adalah salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Kurikulum masa depan TIK bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis di dalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat. Kurikulum TIK masa yang akan datang perlu dikembangkan mengarah pafa terwujudnya sistem pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, dinamis, dan maju.