JAKARTA – Salah
satu upaya melawan disinformasi dan misinformasi di Internet adalah dengan
membangun kapasitas sumber daya manusia sejak dini, khususnya melalui
pendidikan dasar dan menengah. PBB menegaskan bahwa literasi digital sepatutnya
sudah dikuasai anak sejak usia dini agar terbangun seperangkat soft skill penting, antara lain:
kecerdasan sosial dan emosional, kemampuan kolaborasi, serta berpikir kritis.
Menurut studi University of Oxford (2013), posisi pekerjaan yang menggunakan soft skill tersebut tidak mudah tergeser
oleh otomatisasi di era Revolusi Industri 4.0.
Masuknya
materi literasi digital ke dalam kurikulum pendidikan formal menjadi bagian
dari kerangka kerja GNLD Siberkreasi. Untuk itulah Siberkreasi bersama dengan
Ikatan Guru TIK PGRI serta Kementerian Komunikasi dan Informatika bersinergi
merumuskan, menyusun, merilis serangkaian modul informatika yang terbagi atas
ragam tingkatan pengetahuan bagi peserta didik SD, SMP, dan SMA/SMK.
Serangkaian buku ajar ini diluncurkan pada perhelatan Seminar Nasional Guru
Informatika yang dihadiri oleh 500 tenaga pendidik tingkat SD, SMP, hingga
SMA/SMK.
“Buku
ajar bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK ini ialah capaian kolektif dalam
memperkuat konten literasi digital yang sangat diperlukan bagi generasi muda
Indonesia sekarang,” ujar Ketua Umum GNLD Siberkreasi Dedy Permadi, PhD dalam
acara ‘Seminar Nasional Guru Informatika dan Peluncuran Modul Informatika’ pada
hari Jumat (28/6/2019) di Gedung Guru Indonesia, Jakarta.
Sementara
itu, Wijaya Kusumah, M.Pd. selaku koordinator tim penulis sekaligus bagian dari
Ikatan Guru TIK PGRI turut menegaskan pentingnya kerja sama lintas-sektor dalam
menggiatkan literasi digital di dunia pendidikan. “Diluncurkannya modul ini
adalah bukti keberhasilan kolaborasi antarpemangku kepentingan. Apalagi dengan
jumlah pengguna Internet di Indonesia yang kian bertambah serta makin rendahnya
batas usia pengakses gawai; perlu ada sinergi dari institusi pendidikan,
kementerian/lembaga pemerintah, dan komunitas pegiat literasi digital,”
tandasnya.
Pada
sambutan tertulisnya di modul informatika, Dedy Permadi mengimbau tenaga
pendidik untuk memiliki semangat menuju transformasi digital. Dalam menyikapi
perubahan yang dibawa oleh kemajuan teknologi, guru perlu membuka ruang dialog
dengan para siswa yang notabene dibesarkan oleh Internet atau biasa disebut
generasi digital native. Proses
belajar semestinya tidak eksklusif bagi para siswa saja tetapi juga perlu
kembali dilalui oleh para guru.
Seri
buku ajar informatika yang memuat materi literasi digital terdiri dari tiga
judul, di antaranya:
-
Ayo Belajar Informatika untuk Kelas IV SD/MI
-
Buku Ajar Informatika untuk Kelas VII SMP/MTs
-
Buku Ajar Informatika Kelas X Tingkat SMA/MA
Serangkaian
buku ajar ini adalah tindak lanjut dari Permendikbud 35, 36, dan 37 Tahun 2019
terkait masuknya pelajaran Informatika dalam kurikulum serta kompetensi inti
SMP dan SMA, serta menjadi ekstrakurikuler atau muatan lokal bagi tingkat SD.
Adapun GNLD Siberkreasi ialah wadah kolaborasi bagi pelbagai pihak yang menaruh
perhatian pada isu literasi digital. Siberkreasi yang didukung oleh 101 mitra
jejaring berkomitmen untuk menggiatkan program pembangunan kapasitas SDM dan
kampanye memanfaatkan Internet secara bijak, produktif, dan positif.
Kontak:
Ivana
Maida
Kepala
Staf Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi
Instagram/Twitter/Facebook:
@siberkreasi
https://drive.google.com/open?id=1cVMx2qUJ2n7UZXuVz7YLGa2otmXiljZN
Komentar
Posting Komentar